--> Skip to main content

Menuju Titian Senja

Kadang kita bertengkar, lantas baik lagi, kemudian bertengkar lagi, baikan lagi. Cemburu, marah, tertawa, sedih, gembira, terharu, sayang, dongkol, kecewa. Semua rasa lengkap sudah.

Ini hidup. Bukan kematian. Ini rumah tangga di bumi, sebelum di surga. Naik terjalnya, tikungan dan meliuk likunya kita nikmati saja. Ada banyak pelajaran juga hikmah tak terkira. Faedah untuk anak-anak, pelajaran berharga untuk diri dan jiwa. Tidak kita tulis tapi terpatri begitu saja di lintasan lini masa.

Tersenyum kita ketika mengenangnya, saling mencibir dalam tawa manja. Tidak ada lagi amarah. Tidak ada kecewa. Tidak ada penyesalan karena telah memutuskan untuk saling memilih.

Yang tersisa hanya janji. Untuk saling mengikat diri dalam setia. Untuk menemani tumbuhnya anak-anak. Menua dengan tangan saling rapat menggenggam erat, seakan takkan terlepas. Sembari merajut titian merapal doa dan harap menjemput husnul khatimah. Tidak jadi soal siapa yang terlebih dahulu berpulang. Karena sudah berupaya membangun rumah di kampung surga. Untuk bersama tinggal abadi.

Magelang semilyar kenangan, 2 Jumadal Akhir 1438

Menuju Titian Senja
facebook.com/photo.php?fbid=1298855800203854

source: Eko Prast


Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar